Masrohan Foundation

Labels

Rabu, Desember 02, 2020

Semoga KH. Said Aqil Siroj Lekas Sembuh

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj terkonfirmasi positif terpapar virus corona. Informasi ini disampaikan oleh Sespri Ketum PBNU, M Sofwan Erce melalui sebuah keterangan video.

Menurut Sofwan, KH Said Aqil Siradj diketahui positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR pada Sabtu (28/11/2020).

"Bahwasannya pada Sabtu 28 november pada pukul 19.30 WIB hasil PCR swab dari Al Mukaram Profesor Dokter KH Aqil Siradj menunjukan hasil positif," kata Sofwan dikutip Suara.com, Minggu (29/11/2020).

Sofwan mengatakan, Said Aqil memang sengaja meminta Sofwan untuk menginformasikan perihal statusnya yang terpapar virus corona.

Said Aqil juga memohon doa untuk kesembuhan dirinya yang kini tengah dirawat intensif di rumah sakit.

"Alhamdulillah pada saat ini beliau dalam kondisi yang baik, sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta dengan perawatan yang intensif," ucap Sofwan.

Sofwan kemudian kembali menyampaikan pesan dari KH Said Aqil yang kerap menyatakan bahwa Covid-19 bukanlah merupakan aib.

Ia juga berpesan untuk selalu menjaga protokol kesehatan karena Covid-19 yang bisa menginfeksi siapapun.

"Sebagimana yang sering beliau sampaikan bahwasannya Covid-19 ini bukanlah aib. Covid-19 ini bukanlah hal yang buruk dan bisa menimpa siapa saja dari latar belakang apa saja," kata Sofwan.

"Mari kita jaga pesan beliau bagi warga NU khusunya tetap patuhi protokol kesehatan. Jangan lupa cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak," imbuhnya.


sumber:SuaraJatim.id 

Semoga KH. Muhammad Hanif Muslih, Lc. lekas sembuh

KH. Muhammad Hanif Muslih., L.c lahir pada bulan Desember 1955 di Mranggen. Beliau merupakan anak keempat dari sebelas bersaudara, dari pasangan KH. Muslih Abdurrahman dan Nyai. Hj. Marfu’ah.

Ayahnya adalah ulama besar pada era 1950 an hingga wafatnya pada tahun 1981. Mbah Muslih juga pernah menduduki posisi rais ‘am di Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), organisasinya para pengamal thariqah di tanah air.

KH. Muhammad Hanif Muslih., L.c melepas masa lajangnya dengan menikahi Nyai. Fashihah, gadis asal kendal yang sedang nyantri di Jombang. Beliau nikah pada bulan maret 1983. Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai empat anak.

KH. Muhammad Hanif Muslih., L.c kecil, memulai pendidikannya dengan belajar kepada para pengajar madrasah di lingkungan pesantrennya. Selain itu, setiap bulan Ramadhan, beliau mengikuti pengajian kitab yang diasuh langsung oleh sang ayah di masjid Pesantren Futuhiyyah.

Ketika duduk di kelas tiga Madrasah Aliyah, beliau diajak kakak iparnya, KH. Muhammad Ridwan untuk menunaikan ibadah haji, dengan naik kapal laut. Tepat ketika usai menuntaskan seluruh rangkaian ibadah haji, beliau menerima surat dari sang ayah yang memerintahkannya untuk tetap tinggal dan menuntut ilmu di Tanah Suci. Namun karena waktu masa penerimaan murid baru baru saja usai, terpaksa beliau harus menunggu tahun ajaran baru berikutnya.

Selama hampir setahun itu ia menghabiskan waktu dengan bekerja sebagai sekretaris seorang syekh yang memiliki usaha pengelolaan haji di siang hari. Di rumah sang syekh itu pula beliau tinggal bersama beberapa kawan Indonesianya. Dan malam harinya, usai shlat maghrib, ia mengikuti pengajian Tafsir Ibnu Katsir di Babussalam, Masjidil Haram yang diasuh oleh Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki.

Tahun 1976 Hanif mendaftarkan diri di Universitas Madinah dengan ijazah Madrasah Aliyah Futuhiyyah yang dikirimkan ayahnya. Namun sayangnya, almamaternya waktu itu belum mu’adalah (disetarakan) di Saudi. Karena itu ia harus mengulang sekolah lagi selama setahun di kelas tiga Madrasah Aliyyah Madinah. Baru pada tahun berikutnya, 1977, ia bisa masuk Universitas Madinah.

Bersamaan dengan Hanif ada lima alumnus Pesantren Futuhiyyah lain yang diterima di Universitas Madinah. Kebetulan kelimanya juga berasal dari daerah Mranggen. Mereka pun lalu bersepakat akan mengambil jurusan yang berbeda-beda, agar saat kembali ke tanah air nanti akan bersama-sama memperkaya pesantren almamater dengan keilmuan yang beragam.

“Ternyata, setelah pulang ke tanah air, semua teman-teman saya diambil menantu oleh para kiai dari berbagai daerah. Tinggal saya saja yang masih tinggal di Mranggen,” kenang KH. Hanif sambil terkekeh.

Dalam rembugan itu, Hanif sendiri kebagian tugas mengambil jurusan Bahasa Arab, yang terus digelutinya hingga meraih gelar Lc.

Ketika disinggung mengenai aktivitas kethariqahannya, KH. Muhammad Hanif Muslih., L.c mengaku sudah ditawari untuk berbai’at oleh ayahnya sejak ia masih kuliah di Madinah. Namun waktu ia yang merasa belum siap menolak tawaran abahnya.

Ketika sang ayah wafat, dan Hanif pulang ke tanah air, kakaknya, Kiai Luthfi Hakim juga menawarinya untuk dibai’at. Namun lagi-lagi Kiai Hanif menolak karena merasa belum siap. Ia merasa sebagian besar waktunya saat itu habis untuk mengurus Rabithah Ma’ahidil Islamiyyah (RMI) Jawa Tengah yang selama tiga periode dipimpinnya.

Sejak pulang dari Madinah, beliau dan Kiai Luthfi memang berbagi tugas. Sang kakak konsentrasi di dalam pondok mengurus santri dan thariqah. Dan Hanif yang kebagian tugas urusan luar pesantren dan masalah keumatan.

Namun pada tahun 2003, tepat dua tahun sebelum Kiai Luthfi wafat, Hanif dipanggil sang kakak dan diultimatum, “Mau atau tidak mau, sekarang juga kamu saya bai’at.”

KH. Muhammad Hanif Muslih., L.c yang sudah merasa semakin tua dan lebih tenang pun menerima. Ia menjalani tarbiyyah (pendidikan sufistik) dari sang kakak dan pamannya KH. Ahmad Muthohhar yang juga diangkat sang ayah menjadi mursyid. Tak lama menjalani tarbiyyah, Hanif telah dianggap cukup dan diangkat menjadi khalifah, kemudian mursyid penuh.

Sugeng Tindak KH. In'am Attaqi

Kabar duka datang dari ulama NU, “Inna lillahi wa innaa ilaihi raji’un”. Ulama ahli qur’an KH In’am Attaqi telah berpulang ke rahmatullah Senin 30 November 2020.



Almarhum merupakan pengasuh Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an (BUQ) Betengan, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Almarhum dikenal sebagai salah satu ulama yang sabar, berwibawa, dan berhasil mencetak ribuan santri penghafal Al-Qur’an.

Dikutip dari NU Online Jateng, seorang santri Azmil Musthofa yang mulai ngaji di BUQ pada tahun 2003, merasakan hampir tak pernah melihat Sang Guru marah kepada siapapun.

Azmil menyebutkan sekelumit tentang keistimewaannya. Yakni, senantiasa istiqamah dalam mengajar santri.

“Yang saya kagumi dari beliau adalah keistimewaan dalam istiqamahnya mengajar santri. Itu salah satunya,” kata Azmil, Senin 30 November 2020.

Ketekunan mengajar santri tak terhalang meski dalam kondisi sakit, jika masih berada di rumah dan bisa mengajar. Walaupun dengan kursi roda tetap mengajar.

“Kalau tidak mengajar berarti sampun gerah sanget utawi ten rumah sakit. Kados akhir-akhir tahun niki opname ten rumah sakit, otomatis mboten saget mucal,” uraiya.

Azmil menuturkan, satu hal yang ia ingat adalah pesan untuk bersikap ‘prihatin’ atau bertirakat dengan Al-Qur’an. Selain itu, menanamkan sikap percaya diri kepada para santri agar bisa tampil dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Beliau selalu mendorong santri untuk percaya diri. Ampun minder kaliyan  tiyang-tiyang ingkang gadahi gelar sarjana. (Jangan minder terhadap orang yang memiliki gelar sarjana)”, pesannya.

Pesan lain, almarhum juga mewanti-wanti para santri untuk selalu tekun membaca Al-Qur’an dan belajar.

“Ojo deres sitik-sitik, tapi sitik-sitik deres. Ojo sinau sitik-sitik tapi sitik-sitik sinau. Beliau orang yang selalu ikhlas tanpa harapan apapun kecuali akhirat,” katanya menirukan.

Almarhum dimakamkan pagi ini, Selasa (1/12) di kompleks pemakaman Keluarga Besar BUQ Jalan Sunan Kalijaga, Betengan, Demak. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan keluarganya diberikan ketabahan serta para santri dan pecintanya diberikan ilmu yang bermanfaat. Aamin.

Selamat Hari Guru 25 November 2020

 
25 November 2020 lalu merupakan hari bersejarah dimana diperingati untuk mengenal jasa para guru, hari yang mengingatkan akan sosok pribadi yang meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dan pengetahuan serta pengalamanya, predikat guru merupakan sosok yang tak disandarkan pada seseorang yang memiliki umur tua sebab walau ilmu sesekali keluar dari ucapan anak kecil kalau itu merupakan ilmu tentu anak kecil tersebut sudah memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan.

PP. Al-Hikmah mengucapkan selamat hari guru kepada segenap guru yang mengajar di yayasan Masrohan Foundation semoga amal kebaikan kalian semua mendapatkan balasan yang baik dari Allah sebab sebaik-baiknya balasan ialah dari Allah.

Teruslah berjuang para guru-guru kami, kita do'akan kepada guru-guru kita yang sudah mendahului kita semoga ilmu yang bermanfaat yang diajarkan semasa beliau beliau masih hidup menjadi penerang alam kubur dan menjadi jariyah yang terus mengalir sampai akhirat.

dan semoga kita termasuk orang-orang yang mampui terus mengingat jasa guru-guru kita dan terus mendoakan guru kita walau dengan mengirimkan bacaan surah Al-Fatihah.

“Guru sejati adalah yang mampu menghidupkan cinta dalam sanubari murid-muridnya untuk mencintai sesama karena Allah SWT.”

Kamis, Mei 22, 2014

PERGUNU

DAFTARKAN DIRI ANDA DI PENDAFTARAN SEBAGAI ANGGOTA PERSATUAN GURU NAHDLATUL ULAMA (PERGUNU) Login di alamat ini : http://www.pergunu.org/pendaftaran-online

Kamis, Juni 20, 2013

Keindahan manusia yang sesungguhnya bukanlah dari wajah dan perhiasan yang dikenakannya, akan tetapi dari hatinya.
(Mario Teguh)